Jumat, 03 Oktober 2014

Kode Warna Resistor

     Resistor diberi kode warna untuk mempermudah penentuan ukurannya.Kode warna ini biasanya melingkar pada badan resistor ,dan penentuan kode warna ini ditentukan oleh RMA ( Ratio Manufactures Association ).Kode warna yang ditetapkan RMA ini menentukan besarnya ukuran resistor.
     Resistor diukur dengan satuan ohm,dalam praktek sehari -hari orang yang bergelut dibidang elektronika harus dapat menentukan ukuran resistor pada waktu membaca kode warna resistor tersebut.Untuk menguji kebenaran kita dapat menggunakan AVO Meter.
Sistem kode warna ada 3 yaitu :
- Sistem kode warna 4 pita
- Sistem kode warna 5 pita
- Sistem kode warna 6 pita

 Sistem kode warna 4 pita.




Pita ke-1 dan Pita ke-2 adalah dua angka nilai tahanan.
Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal ( jumlah nol di belakang angka ke-2 )
Pita ke-4 Nilai Toleransi.


TABEL KODE WARNA RESISTOR 4 PITA

Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 5,6 Ω, dengan toleransi 5%.

Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 4 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Coklat, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 560 Ω, dengan Toleransi 5%.


 Sistem kode warna 5 pita.



Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke -5  Nilai Toleransi.

TABEL KODE WARNA 5 PITA



Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 56,2 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 3 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam, Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 562 Ω, dengan Toleransi 1%.

 Sistem kode warna 6 pita.



Pita ke-1, Pita ke-2, dan Pita ke-3 tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke-5 adalah Nilai Toleransi.
Pita ke-6  Koefisien suhu.

 TABEL KODE WARNA 6 PITA




Contoh  :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,5 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

Kamis, 02 Oktober 2014

Resistor

     Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik.
Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika adalah sebagai berikut :
- Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika
- Menurunkan tegangan 
- Membagi tegangan 
- Bekerja sama dengan komponen elektronika lain untuk membangkitkan frekwensi tinggi maupun frekwensi rendah
Resistor mempunyai dua jenis di antaranya :
- Resistor tetap ,resistor yang mempunyai tahanan tetap
- Resistor variabel, resistor yang mempunyai tahanan tidak tetap yang bisa diatur sesuai yang kita butuhkan
Potensio adalah resistor yang nilai tahanannya dapat diubah - ubah dengan jalan memutarnya atau digeser





       Photoresistor atau LDR adalah jenis resistor yang berubah nilai tahanannya apabila terkena cahaya.Komponen ini terbuat dari bahan yang dinamakan cadmium sulphide .




        NTC ( Negative Temperature Coeffisien ) dan PTC ( Positive Temperature Coeffisien ) adalah jenis resistor yang apabila terjadi perubahan temperatur nilainya akan berubah.

        NTC berfungsi sebagai tahanan yang nilainya akan turun jika temperatur naik dan akan naik nilainya apabila temperature turun.
        PTC berfungsi sebagai tahanan yang nilainya akan naik apabila temperatur naik dan akan turun nilainya apabila temperatur turun.


      VDR singkatan dari Voltage Dependent  Resistor yaitu resistor yang nilai tahanannya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya.Semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.




Minggu, 28 September 2014

Daya Listrik

Listrik dapat dilihat dari gejala -gejala yang ditimbulkannya ,seperti setrika listrik bisa menjadi panas,lemari es bisa menjadi dingin,dan lain sebagainya .
Alat - alat listrik tidak akan bekerja dengan baik tanpa adanya tenaga listrik .Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan oleh suatu alat listrik ditentukan oleh lamanya penggunaan alat listrik tersebut.
Tenaga listrik yang digunakan oleh suatu alat listrik dalam waktu satu detik biasanya disebut dengan Daya Listrik yang satuannya dinyatakan dengan Watt.Yang rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :
P = I  x E atau P = I x V  dimana P = Daya Listrik ( Watt )    E atau V = tegangan ( Volt )  I = arus listrik ( Ampere )



Hukum Ohm

    Berhubungan dengan tahanan listrik maka kita akan mengulas hukum Ohm.Seperti pada posting sebelumnya bahwa sebenarnya gerak elektron -elektron dalam penghantar tidak dapat mengalir dengan kemampuan sendiri ( tidak dapat leluasa bergerak ).Harus ada gaya penggerak untuk mendorong agar elektron-elektron tetap berjalan di sekeliling mengalirnya arus listrik pada suatu penghantar.Gaya tersebut disebut dengan Gaya Gerak Listrik disingkat dengan GGL.Gaya Gerak Listrik ini disediakan oleh alat -alat sumber tegangan seperti ACCU,Bateray,Generator,atau sumber tegangan listrik lainnya.
    Disamping itu kita perlu ingat bahwa setiap penghantar listrik mempunyai perlawanan terhadap aliran atau gerakan elektron -elektron,dan berarti pula perlawanan ini membatasi aliran arus listrik.
    George Simon Ohm seorang ilmuwan kebangsaan Jerman menyatakan " Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung - ujung penghantar ,asal suhu penghantar tetap".
pernyataan itu disebut dengan Hukum Ohm.Hukum Ohm dapat kita tulis menjadi rumus sebagai berikut :

I = E /  R atau I = V / R dimana I = kuat arus ( Ampere )  E atau V  = tegangan ( Volt )  R = tahanan atau hambatan ( R )


Tahanan Listrik

    Pada prinsipnya arus listrik pada penghantar tidak bebas mengalir begitu saja .Arus listrik mendapatkan perlawanan dari bahan penghantar yang dipergunakan.Perlawanan yang diberikan oleh berbagai jenis penghantar berbeda beda.
    Bila perlawanan itu besar terhadap arus listrik ,maka arus listrik yang mengalir menjadi kecil.Besar kecilnya perlawanan dipengaruhi oleh beberapa faktor .Faktor -faktor tersebut antara lain :
- Panjang penghantar
- Luas penampang penghantar
- Jenis bahan penghantar
- Suhu ( temperatur ) penghantar

    Perlawanan penghantar diberi simbol ( R )dengan satuan Ohm.


Arus listrik

    Arus listrik akan terjadi apabila adanya tegangan listrik.Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah gerak elektron (mengalir dari potensial tinggi ( A ) ke potensial rendah ( B ).
     Sedangkan besarnya kuat arus listrik mengalir kita nyatakan dalam coulomb per detik.Coulomb per per detik disebut juga dengan Ampere .
     Apabila ada pernyataan bahwa kuat arus yang mengalir sebesar 15 Ampere,berarti setiap detik mengalir muatan listrik sebesar 15 coulomb,demikian seterusnya.
      Banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap detik melalui penghantar disebut dengan kuat arus listrik .Kuat arus listrik dinyatakan dengan simbol ( I ). Jadi I = Q / t dimana I = kuat arus listrik ( Amp ), Q = muatan listrik ( coulomb ),t = waktu ( detik ) .
      Kuat arus listrik diukur dengan alat yang bernama Ampere meter.
Berikut pemasangan ampere meter dan volt meter

Tegangan Listrik

   Seperti pada posting sebelumnya karena salah satu sebab elektron -elektron itu akan keluar dari atom dan elektron- elektron ini akan bergerak apabila terjadi perbedaan potensial .Perhatikan gambar di bawah ini
     Pada gambar terdapat dua beda potensial yaitu potensial A dan potensila B.Pada potensial A dikatakan tinggi karena pada potensial A banyak terdapat muatan positiff ( + ) ,bila dibandingkan dengan jumlah elektron -elektronnya  yang lebih sedikit .Sedangkan pada potensial B dikatakan rendah karena jumlah elektron-elektronnya lebih banyak dibandingkan jumlah muatan positifnya ( + )
     Apabila kedua potensial ini dihubungkan dengan sebuah penghantar ,maka elektron-elektron akan mengalir dari potensial B ke potensial A.Begitu sebaliknya yaitu muatan positif akan mengalir dari potensial A ke potensial B.Keadaan ini akan terus berlangsung sampai kedua potensial tersebut dalam keadaan netral.
     Mengalirnya elektron-elektron dari potensial rendah ( B )ke potensial tinggi ( A ) disebut dengan tegangan listrik.Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik dipergunakan Volt Meter.Volt Meter ini digunakan untuk mengukur besarnya tegangan pada kedua ujung kawat penghantar pada sumber tegangan
dengan satuan Volt.